
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta menyesalkan keputusan yang diambil Ketua DPR Marzuki Alie untuk menutup sidang paripurna. Anis mengaku dirinya tidak dilibatkan dalam penutupan sidang tersebut.
"Tadi kesan yang muncul, pengelolaan paripurna sangat diktator dan tidak menunjukkan kelapangan dada," kata Anis dalam jumpa pers di Gedung DPR, Selasa, 2 Maret 2010.
Anis menilai Marzuki bertindak tidak pada tempatnya. Seharusnya, menurut Anis, Marzuki bertanya ke wakil-wakil ketua DPR sebelum menutup sidang. "Tapi karena itu tidak terjadi maka sidang berakhir seperti tadi," ujar dia.
Anis mengutarakan, meski Badan Musyawarah sudah memutuskan bahwa sidang paripurna akan dilakukan selama dua hari, sidang paripurna sebagai sidang tertinggi di DPR dapat mengubah keputusan itu.
Menurut Anis, Marzuki sebagai pimpinan memberi ruang bagi anggota untuk menyampaikan pendapat. Jika upaya itu gagal, lanjut Anis, politisi Demokrat tersebut bisa menggelar lobi antarpimpinan fraksi sehingga rapat paripurna tidak perlu berakhir dengan kericuhan. Anis berharap kejadian ini tidak akan terulang dalam sidang besok.
Lebih lanjut, Anis mengatakan kisruh akibat penutupan sidang itu mencoreng citra anggota Dewan. Padahal sebelumnya, opini masyarakat mengenai anggota DPR telah membaik berkat kerja Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century.
"Citra Dewan terangkat berkat kerja Pansus selama 60 hari, namun apa yang terjadi tadi justru kembali merusak citra," kata Anis.
"Tadi kesan yang muncul, pengelolaan paripurna sangat diktator dan tidak menunjukkan kelapangan dada," kata Anis dalam jumpa pers di Gedung DPR, Selasa, 2 Maret 2010.
Anis menilai Marzuki bertindak tidak pada tempatnya. Seharusnya, menurut Anis, Marzuki bertanya ke wakil-wakil ketua DPR sebelum menutup sidang. "Tapi karena itu tidak terjadi maka sidang berakhir seperti tadi," ujar dia.
Anis mengutarakan, meski Badan Musyawarah sudah memutuskan bahwa sidang paripurna akan dilakukan selama dua hari, sidang paripurna sebagai sidang tertinggi di DPR dapat mengubah keputusan itu.
Menurut Anis, Marzuki sebagai pimpinan memberi ruang bagi anggota untuk menyampaikan pendapat. Jika upaya itu gagal, lanjut Anis, politisi Demokrat tersebut bisa menggelar lobi antarpimpinan fraksi sehingga rapat paripurna tidak perlu berakhir dengan kericuhan. Anis berharap kejadian ini tidak akan terulang dalam sidang besok.
Lebih lanjut, Anis mengatakan kisruh akibat penutupan sidang itu mencoreng citra anggota Dewan. Padahal sebelumnya, opini masyarakat mengenai anggota DPR telah membaik berkat kerja Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century.
"Citra Dewan terangkat berkat kerja Pansus selama 60 hari, namun apa yang terjadi tadi justru kembali merusak citra," kata Anis.
Anis & Priyo Juga Tak Ditanya Marzuki Alie
VIVAnews - Dugaan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie menutup sidang paripurna secara sepihak semakin kuat. Setelah Pramono Anung, dua Wakil Ketua DPR yang lain yakni Anis Matta dan Priyo Budi Santoso juga mengaku tak dikonsultasikan soal penutupan sidang.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso mengaku bahwa dirinya juga kaget atas inisiatif Ketua DPR Marzuki Ali menutup sidang dengan mengetuk palu tadi.
"Memang tadi kami agak terkejut karena beliau tidak menanyakan dulu, jadi kami wakil ketua seperti didesak untuk mengambil alih pimpinan sidang," kata Priyo. "Tapi kami tidak mau. Kami berembuk, kami ingin rapat pimpinan jam 2," ujar Priyo, Selasa 2 Maret 2010.
Senada dengan itu, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Anis Matta pun tidak menduga Marzuki langsung menutup sidang. "Seharusnya rapat seperti itu tadi tidak perlu dilanjutkan. Harusnya lobi. Tapi tadi tergesa-gesa," kata Anis yang berada di sebelah Priyo.
Pimpinan DPR hendak membahas sikap Marzuki Alie tadi pada rapat pimpinan DPR yang rencananya akan dilakukan pukul 14.00 nanti. "Nanti akan dibicarakan mengenai keputusan tadi. Meski kita
menghormati ketua, sangat disayangkan ketua tergesa-gesa mengetuk palu. Dengan demikian, solusi kami adalah rapat pimpinan dewan jam 2 nanti," kata Priyo.***
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso mengaku bahwa dirinya juga kaget atas inisiatif Ketua DPR Marzuki Ali menutup sidang dengan mengetuk palu tadi.
"Memang tadi kami agak terkejut karena beliau tidak menanyakan dulu, jadi kami wakil ketua seperti didesak untuk mengambil alih pimpinan sidang," kata Priyo. "Tapi kami tidak mau. Kami berembuk, kami ingin rapat pimpinan jam 2," ujar Priyo, Selasa 2 Maret 2010.
Senada dengan itu, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Anis Matta pun tidak menduga Marzuki langsung menutup sidang. "Seharusnya rapat seperti itu tadi tidak perlu dilanjutkan. Harusnya lobi. Tapi tadi tergesa-gesa," kata Anis yang berada di sebelah Priyo.
Pimpinan DPR hendak membahas sikap Marzuki Alie tadi pada rapat pimpinan DPR yang rencananya akan dilakukan pukul 14.00 nanti. "Nanti akan dibicarakan mengenai keputusan tadi. Meski kita
menghormati ketua, sangat disayangkan ketua tergesa-gesa mengetuk palu. Dengan demikian, solusi kami adalah rapat pimpinan dewan jam 2 nanti," kata Priyo.***