INILAH.COM, Jakarta - Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji ditangkap saat hendak berangkat ke Singapura dengan alasan tidak mempunyai izin. Alasan ini pun dinilai dibuat-buat.
"Menurut saya, langkah polri membawa susno dengan alasan melanggar disiplin dan tanpa izin Kapolri, cenderung dibuat-buat," ujar Anggota Komisi III dari F PKS Nasir Jamil kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (13/4).
Ia justru mempertanyakan alasan penangkapan mantan Kapolda Jawa Barat tersebut. Karena tindakan tersebut menurut Jamil, bisa menyudutkan Polri sendiri di mata publik. "Jika memang itu alasannya, kenapa baru ditangkap sekarang," tanya dia.
Ia mengungkapkan, jangan-jangan Susno di Singapura akan bertemu dengan buronan KPK Anggoro Widjoyo, dan ini tampaknya diketahui Polri. Polri, lanjut dia, takut jika Susno bertemu dengan Anggoro. Pasalnya, Anggoro akan membuka kasus-kasus di Polri yang lebih besar lagi.
"Saya berharap agar Kapolri lebih fokus mencari motif dan hal-hal yang melatarbelakangi mengapa Susno bertindak seperti itu, bukan reaktif," tandas Jamil.
Polri tidak siap untuk berubah
JAKARTA -metronews.fajar.co.id- Penangkapan mantan Kabareskrim Susno Duadji oleh Propam mendapat reaksi beragam. Anggota Fraksi PKS Fahry Hamzah menilai penangkapan Susno mengindikasikan Polri tidak siap untuk berubah. "Ini menjelaskan Polri tidak siap berubah.
Polri tidak siap menerima perubahan dan melakukan perbaikan-perbaikan," kata Wakil Ketua Komisi III DPR tersebut di Jakarta kemarin. Susno Duadji ditangkap di Bandara Soekarno Hatta sesaat sebelum terbang untuk check up kesehatan di Singapura. Fahri menambahkan dengan kejadian ini berarti ada resistensi dari adanya perubahan di Polri. “Cukup bagi kita. Beginilah Polri,” katanya.