Jakarta, Tribun - PKS dan Partai Golkar "mengkhianati" koalisi. Elite dua partai ini berjanji akan mengungkap pelaku kejahatan dalam skandal Bank Century, tak peduli siapapun orangnya.
Sekretyaris Jenderal PKS Anis Matta di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (18/2), meminta kubu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghentikan segala macam bentuk lobi dan intimidasi terhadap kader partai di pansus demi menyelamatkan orang tertentu.
Anis menilai hal terbaik yang dilakukan kubu SBY justru membiarkan proses politik ini berlanjut ke ranah hukum. "Itu akan jauh lebih elegan," tegasnya.
Dia menduga, pelobi SBY ini merupakan inisiatif pribadi pelobi, bukan atas perintah SBY. "Saya tidak yakin itu atas perintah SBY, tapi ini efektif merusak citra SBY," ujarnya.
Anis menyebut, pelobi SBY ini menawarkan berbagai janji. Mulai dari tambahan kursi di kabinet sampai posisi wakil presiden dijanjikan kepada pihak PKS. "Ya ada yang janji akan diberi kursi dan macam-macam. Tapi saya yakin itu bukan dari SBY," katanya.
Dia menjelaskan, pelobi yang mengatasnamakan SBY ini berharap PKS berubah haluan terkait temuan pansus tentang penyimpangan aliran dana dari Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) senilai Rp 689 miliar dan dana Penyertaan Modal Sementara yang mencapai Rp 6,7 triliun.
Partai Golkar juga berjanji "garang" soal Century seperti yang dijanjikan Anis."Nama-nama tersebut yang kami sebut sebagai orang-orang yang diduga kuat melanggar hukum. Fraksi Partai Golkar akan merekomendasikan proses hukum dan politik terhadap orang-orang yang harus bertanggung jawab," ujar Sekretaris Fraksi Golkar Ade Komaruddin.
Menurutnya, Golkar konsisten menyatakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam kasus Bank Century adalah Gubernur Bank Indonesia. Namun apakah Gubernur BI yang dimaksud adalah Boediono, dia enggan menjawabnya.***