Oleh: kiptiah hasan
dakwatuna.com - Allah, aku bosan mengeluh akan
keadaanku ini. Keadaan yang Engkau ciptakan adalah untuk sebaik-baik
makhluk. Kau beri aku kekurangan, tapi ketika ku Tanya kawan-kawan
ternyata aku punya kelebihan. Maka, tak ada alasanku mengumbar
kekurangan dan mencaci kelemahan.
Allah, aku bosan mengeluh akan
bentuk fisikku. Fisik yang engkau berikan padaku adalah sebaik-baik
bentuk. Aku tak Engkau berikan bagian tubuh yang cacat. Aku pun masih
dapat berfikir normal. Jika ku lihat di luar sana, masih banyak yang
Engkau berikan ujian berupa bentuk fisik yang tak sempurna. Mereka mampu
tersenyum, menjadikanku malu untuk mengeluh.
Allah, aku bosan
mengeluh akan hidupku. Karena yang Engkau titipkan adalah yang aku
butuhkan. Jika aku berkata bahwa ini kurang dan itu kurang, sebenarnya
adalah nafsuku yang berkata.
Allah, aku bosan mengeluh tentang
semua. Karena ketika aku mengeluh, maka akan terlontar
perkataan-perkataan buruk yang aku tau bahwa perkataan sejatinya adalah
doa. Maka jika aku mengeluh, sesungguhnya aku telah menciptakan
boomerang untuk diriku sendiri.
Allah, aku bosan mengeluh. Setelah
ku pahami, kasih sayangMu yang tak terhingga. PemberianMu yang mengalir
deras bak aliran sungai. Aku malu jika aku mengeluh. Aku seolah menjadi
makhluk yang tak pernah berterimakasih.
Allah, aku bosan
mengeluh. Keluhan-keluhan yang ku lontarkan pada setiap orang yang ku
temui akan menular menjadi keluhan-keluhan baru. Lalu, apa gunanya aku
hidup? Jika yang aku bisa tularkan bukanlah semangat tapi selalu
keluhan.
Allah, aku bosan mengeluh. Memperlihatkan segala resah
dan gundah pada semua orang. Yang mungkin tidak semua akan memahaminya,
karena yang ku tahu masing-masing dari mereka juga memiliki beragam
masalah.
Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku sadari arti
hadirMu. Bukan hanya suatu Dzat yang menciptakan alam semesta, tapi
Engkau adalah sebaik-baik kawan yang selalu setia mendengar, memahami
dan memberi solusi. Jadi, kepadaMu-lah sepantasnya semua keluhan
terlontar.
Allah, aku bosan mengeluh tatkala Engkau berikan apa
yang bukan menjadi inginku. Karena aku tahu, bahwa Engkau lebih tahu aku
daripada diriku sendiri. Engkau berikan ini meskipun terlihat buruk
bagiku, tapi sebenarnya ada sesuatu yang luar biasa jika ku pahami dan
ku pikirkan.
Allah, aku bosan mengeluh. Karena tiap kali aku
mengeluh, tanpa sadar aku telah mengejekMu secara tidak langsung.
Mengejek ketidaksempurnaan ciptaanMu. Padahal Engkaulah sebaik-baik
pencipta. Aku berharap Engkau tidak murka akan kelakuanku. Ampuni aku ya
Rabb…
Allah, aku bosan mengeluh. Tanpa sadar aku menjadi hamba
yang kufur. Bisa saja Engkau langsung binasakan aku, tapi Engkau Maha
Pengasih dan Maha Pengampun. Aku yang senantiasa membutuhkanMu bukan
sebaliknya. Kau beri aku kesempatan untuk memohon ampun.
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.”” (QS. Luqman: 12)
“Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
“Dan
Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya
mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”” (QS. Ibrahim: 8)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 21)